Latar Belakang
Di bumi ini ada
terdapat banyak makhluk dengan jumlah yang sangat bervariasi dan dengan fungsi
yang berbeda-beda dalam suatu ekosistem. Contohnya jika pada suatu tempat ada
kawanan singa dan kawanan zebra. Disini kawanan singa berperan sebagai pemangsa
atau predator sedangkan kawanan zebra ini beperan sebagai mangsa. Hubungan
antara pemangsa (predator) dan mangsa sangat erat kaitannya, jika salah satunya
pincang maka fungsi ekosistem akan terganggu.
Selain itu,di bumi
ini juga ada yang dikatakan dengan parasit.parasit ini dapat dikatakan hewan
atau sejenis tumbuhan yang menumpang pada inangnya. Parasit ini tentunya
memiliki hubungan yang erat dengan inangnya.
Jadi di muka bumi
ini ada bermacam-macam jenis makhluk hidup dengan fungsi yang berbeda-beda
dalam ekosistem kita yaitu diantaranya predator dan parasit.
Oleh karena itu,
makalah ini disusun untuk dapat menjelaskan mengenai predasi dan parasitisme
yang ada dalam ekosistem beserta contohnya, beserta kaitan antara keduanya
dalam ekositem di alam.
Interaksi
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada
makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu
lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas
ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat
dikategorikan sebagai berikut.
Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan
pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak
dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi
mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu
dengan tikus.
Pemangsa atau predator adalah
sejenis hewan
yang memburu,
menangkap, dan memakan hewan lain. Hewan yang diburu pemangsa disebut mangsa.
Pemangsa biasanya karnivora
(pemakan daging) atau omnivora (pemakan tanaman dan hewan lain). Pemangsa akan
memburu hewan lain untuk dimakan. Contoh pemangsa adalah singa, harimau,
buaya,
dan ikan hiu.
Carnivora adalah jenis binatang yang memakan
makanan yang berasal dari tubuh hewan lainnya seperti daging, darah, dan
sebagainya. Hewan ini disebut juga sebagai hewan predator. Contoh hewan
carnifora adalah singa, macan, harimau, cheetah, piranha, burung bangkai,
burung pemakan serangga, ikan arwana, dan lain sebagainya.
Harimau dipercayai berasal daripada sejenis
hewan pemangsa zaman purba yang dikenali sebagai Miacids. Miacids hidup
kira-kira 70-65 juta tahun dahulu semasa jaman dinosaurus di Asia Barat (Andrew
Kitchener, “The Natural History of Wild Cats”).
Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) – yang
terdapat di kawasan hutan hujan dan padang rumputMalaysia, Kamboja, China,
Laos, Myanmar, Thailand, danVietnam.
Ikan hiu merupakan hewan yang sangat kuat
dan dapat berenang dengan cepat.Ikan hiu merupakan prsdator utama dalam
ekosistem laut.Predator adalah hewan yang mendapatkan makanannya dengan cara
memburu dan membunuh hewan lainnya.Fungsi predator utama ini adalah untuk
mengontrol jumlah predator lainnya dalam laut.Pemburuan ikan hiu secara
besar-besaran dapat mengakibatkan musnahnya ikan hiu.
Macan
Tutul atau dalam nama ilmiahnya Panthera pardus merupakan
pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan
mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa
utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan
binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya.
Mangsa adalah makhluk hidup yang diburu
untuk dijadikan makanan oleh predator atau pemangsa.
Omnivora adalah jenis hewan yang memakan
makanan keduanya baik tumbuhan maupun hewan. Binatang ini makan silih berganti
antara keduanya. Contoh binatang omnivor adalah yakni tikus, ikan mas, ikan
mujair, ayam, dan lain-lain.
Parasitisme
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan yang
ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia
dan hewan, seperti menyerang
kulit manusia. Parasitoid adalah
parasit yang menggunakan jaringan organisme lainnya untuk kebutuhan nutrisi mereka sampai orang yang
ditumpangi meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan.
Parasitoid juga diketahui sebagai necrotroph.
Gambar Varroa destructor
pada tubuh lebah madu
Cacing parasit adalah cacing
yang hidup sebagai parasit
pada organisme lain, baik hewan
atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang seperti
cacing yang hidup dan makan pada tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara
menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan
dan penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut
secara umum sebagai kecacingan.
Beberapa cacing parasit hewan/manusia:
- Cacing gelang (Ascaris),
penyebab askariasis
- Cacing hati (Fasciola),
menghuni organ hati hewan ternak (terutama sapi dan babi)
- Cacing kremi (Enterobius),
menghuni usus manusia dan menyebabkan gatal di sekitar dubur
- Cacing pipih darah,
penyebab skistosomiasis
(Schistosomia)
- Cacing pita (Taenia)
- Cacing tambang,
penyebab ankilostomiasis
(Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus)
- Cacing
penyebab filariasis,
seperti Wuchereria
bancrofti, Brugia
malayi, Brugia
timori, Loa loa,
Mansonella
streptocerca, Onchocerca volvulus, Dracunculus
medinensis, Mansonella
perstans, dan Mansonella ozzardi
Beberapa cacing parasit tumbuhan:
- cacing
puru akar (Pratylenchus dan
Heterodera)
- nematoda akar (P.
coffeae, Radopholus
similis, dan beberapa Meloidogyne.
Parasit-parasit yang ada pada tubuh babi
adalah sebagai berikut:
1. Cacing Taenia solium
Parasit ini berupa larva yang berbentuk
gelembung pada daging babi atau berbentuk butiran-butiran telur pada usus babi.
Jika seseorang memakan daging babi tanpa dimasak dengan baik, maka
dinding-dinding gelembung ini akan dicerna oleh perut manusia, dan larva-larva
itu kemudian akan tumbuh di usus manusia. Hal itu bisa menyebabkan seseorang
kekurangan darah dan gangguan pencernaan, karena cacing ini dapat mengeluarkan
racun.
2. Cacing Trichinila spiralis
Penyerangan cacing ini pada otot dapat
menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan gerakan jadi lambat,
ditambah lagi sulit melakukan aktivitas. Sedang keberadaannya di sekat tersebut
akan mempersempit pernafasan, yang bisa berakhir pada kematian.
3. Cacing Schistosoma japonicum
Cacing ini dapat menyerang manusia apabila
mereka menyentuh atau mencuci dengan air yang mengandung larva cacing ini yang biasanya
datang dari kotoran babi yang masuk ke dalamnya. Cacing ini dapat membakar
kulit manusia serta dapat menyelinap ke dalam darah, paru, dan hati.
4. Fasciolepsis buski
Parasit ini hidup di usus halus babi dalam
waktu yang lama. Ketika terjadi percampuran antara usus dan tinja, parasit ini
akan berada dalam bentuk tertentu yang bersifat cair yang bisa memindahkan
penyakit pada manusia. Kebanyakan jenis parasit ini terdapat di daerah Cina dan
Asia Timur. Parasit ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, diare dan
pembengkakan di sekujur tubuh, yang bisa menyebabkan kematian.
5. Cacing Ascaris
Cacing ini bisa menyebabkan radang paru,
batang tenggorokan, dan penyumbatan lambung.
6. Cacing Anklestoma
Cacing ini bisa menyebabkan diare dan
pendarahan di tinja, yang bisa menyebabkan terjadinya kekurangan darah,
kekurangan protein dalam tubuh, pembengkakan tubuh dan menyebabkan seorang anak
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan mental, lemah jantung dan
akhirnya bisa menyebabkan kematian.
7. Calonorchis sinensis
Virus ini bisa menyebabkan pembengkakan hati
manusia dan penyakit kuning yang disertai diare yang parah, dan tubuh menjadi
kurus dan berakhir dengan kematian.
8. Cacing Paragonimus
Parasit ini bisa menyebabkan pendarahan
paru-paru kronis, dimana penderitanya akan merasa sakit, ludah berwarna coklat
seperti karat, karena terjadi pendarahan pada kedua paru.
9. Swine erysipelas
Parasit ini selalu siap pembakaran pada kulit
manusia yang mencoba mendekati atau berinteraksi dengannya. Parasit ini bisa
menyebabkan radang kulit manusia yang memperlihatkan warna merah dan suhu tubuh
tinggi.
Parasitoid dan predator merupakan agensia
pengendali hayati serangga hama tanaman yang memiliki kisaran dala
efektivitasnya. Beberapa faktor yang mendukung efektivitas parasitoid dalam
pengendalian hayati antara lain :
a.
Daya kelangsungan hidup yang
baik.
b.
Hanya satu atau sedikit
individu inang yang diperlukan untuk melengkapi daur hidup.
c.
Kemampuan dalam mencari inang
(searching capacity)/
d.Sebagian besar parasitoid bersifat monofag atau oligifag, sehingga memiliki kisaran inang yang sempit.
d.Sebagian besar parasitoid bersifat monofag atau oligifag, sehingga memiliki kisaran inang yang sempit.
Namun dari beberapa faktor yang mendukung
tersebut, predator memiliki kelemahan seperti berikut :
a.
Daya mencari inang sering
dipengaruhi oleh keadaan cuaca atau faktor lain.
b.
Parasitoid dengan daya cari
tinggi umumnya jumlah telur yang dihasilkan rengah.
c.
Parasitoid di alam mempunyai
musih alami terutama hiperparasitoid.
d.
Peran parasitisme didominsi
oleh parasitoid dalam oviposisi betina untuk kelangsungan generasinya.
Kesimpulan
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa:
Ø
Predasi adalah hubungan antara
mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa,
predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai
pengontrol populasi mangsa.
Ø
Parasitisme adalah hubungan
antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada
organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar